AGRICOM, SAMBAS, KALBAR – Kerja keras petani di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, membuahkan hasil dengan suksesnya Panen dan Tanam Bersama Padi Lahan Kering Tumpang Sisip di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pemangkat pada Kamis (20/02). Panen ini dilakukan di lahan yang berada di antara tanaman kelapa dan jeruk, menggunakan benih hasil swadaya petani.
Untuk penanaman selanjutnya, Kementerian Pertanian memberikan bantuan benih guna mendukung keberlanjutan program ini. Setelah prosesi panen, Plt. Direktur Jenderal Perkebunan beserta rombongan melanjutkan kegiatan tanam di lahan tusip jeruk.
Sebagai bagian dari upaya mendukung program swasembada pangan nasional, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus mendorong penanaman padi di lahan kering maupun di lahan perkebunan. Sejak 2021, Direktorat Jenderal Perkebunan melalui BBPPTP Medan dan BPTP Pontianak telah menyalurkan berbagai bantuan bagi petani di Kabupaten Sambas.
BACA JUGA: Panen Perdana Padi Gogo di Lahan PSR, Petani Raup Keuntungan Hingga 4,2 Ton per Ha
Bantuan tersebut mencakup alat penyemprot (Knapsack Sprayer), benih kelapa, pupuk, herbisida, unit pengering portable bertenaga surya, serta benih kopi liberika dan kelapa genjah. Ribuan unit dan ton bantuan telah diberikan dengan tujuan meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah tersebut.
Dalam kesempatan ini, Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan panen perdana padi lahan kering serta penyaluran benih kepada petani di Desa Jelutung. “Kami bersyukur dapat berkumpul di sini untuk merayakan panen perdana padi lahan kering sekaligus menyalurkan benih kepada petani. Ini adalah langkah nyata menuju swasembada pangan,” ungkap Heru, dikutip Agricom.id dari laman resmi Ditjenbun.
Lebih lanjut Heru mengungkapkan, selain panen perdana padi lahan kering, juga dilakukan penyaluran benih padi Inpari 32 sebanyak 10 ton dan benih calon Inpago 13 Fortiz seberat 400 kg. Benih-benih ini disalurkan kepada petani di Desa Jelutung, Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas, yang merupakan lokasi prioritas penanaman padi lahan kering.
“Kami berharap petani segera menanam benih ini sesuai jadwal tanam yang telah direncanakan. Pendampingan akan terus dilakukan hingga masa panen,” harap Heru.
Heru menambahkan, “Pemerintah tidak akan berhenti memberikan bantuan. Kami memastikan harga gabah dibeli dengan harga yang layak, yakni 6.500 rupiah per kilogram. Kita harus terus berusaha untuk mengejar produksi demi mencapai swasembada pangan.”
Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan program ini dapat berkontribusi signifikan terhadap kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.
Lusiana, salah satu petani asal Desa Jelutung, menjelaskan, lahan yang digunakan untuk program ini adalah tumpang sisip dengan jeruk Sambas dan tanaman sawit. “Padi gogo kami bisa dua kali tanam dalam setahun, artinya ada kenaikan Indeks Pertanaman (IP) dari tahun sebelumnya. Dengan adanya program ini, kami berharap dapat meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus membantu mewujudkan swasembada pangan,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sambas, A. Mubarok, juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam mewujudkan swasembada pangan di Kabupaten Sambas. “Potensi lahan kering di Sambas akan terus kita optimalkan untuk mendukung swasembada pangan,” ungkapnya.
Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, sebelumnya mengatakan, pencapaian swasembada pangan merupakan bagian dari komitmen pemerintah dan sinergi dengan para petani serta pihak terkait untuk memastikan ketahanan pangan yang kuat sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor.
“Upaya peningkatan produktivitas melalui program seperti Padi Lahan Kering sangat penting dilakukan, salah satu kunci strategis mendukung visi Presiden dalam mewujudkan kemandirian pangan dan kesejahteraan petani,” ujar Mentan Amran. (A3)