Kemenperin Dorong IKM Gula Aren Tembus Pasar Global Melalui Program Desa Devisa


AGRICOM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya memperkuat daya saing industri kecil dan menengah (IKM) agar mampu menembus pasar global. Untuk itu, para pelaku IKM perlu memahami kebutuhan pasar ekspor serta standar kualitas yang diharapkan oleh pembeli internasional. 

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Reni Yanita, mengatakan salah satu strategi yang diterapkan Kemenperin adalah berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait. “Kami aktif bersinergi dengan sejumlah pemangku kepentingan, termasuk Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui program Sentra IKM Desa Devisa,” ujar Reni dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (3/3). 

Program Desa Devisa, yang diinisiasi oleh LPEI atau Indonesia Eximbank, berfokus pada pengembangan komunitas guna meningkatkan kapasitas masyarakat lokal dan memaksimalkan potensi komoditas unggulan desa. 

BACA JUGA: Harga Karet SGX Sicom Selasa 11 Maret 2025 Turun, Tertinggi Rp 31.968 per Kg

"Program ini selaras dengan upaya Ditjen IKMA dalam meningkatkan kapasitas IKM berbasis sentra. Harapannya, IKM dapat memenuhi standar ekspor yang ditetapkan, baik dari segi spesifikasi, persyaratan, maupun kualitas produk, sehingga mampu memperluas akses ke pasar internasional," jelas Reni. 

Salah satu contoh sukses program ini adalah Desa Temon di Kabupaten Pacitan, yang ditetapkan sebagai Desa Devisa dengan produk unggulan Gula Aren. Sentra IKM Desa Devisa ini memiliki pelaku usaha andalan, yaitu CV. Agro Temon Lestari, yang berperan dalam mendorong ekspor produk lokal. 

Saat ini, CV. Agro Temon Lestari telah bermitra dengan 100 orang perajin gula aren setempat yang terhimpun dalam wadah Kelompok Tani Hutan Aren Lestari. Jumlah perajin yang bermitra dengan CV. Agro Temon Lestari juga terus meningkat sejak tahun 2021 yang awalnya hanya berjumlah 20 orang.

Reni menjelaskan, pada tahun 2024 Ditjen IKMA bekerja sama dengan LPEI menyelenggarakan berbagai fasilitasi untuk mendukung peningkatan daya saing produk gula aren di Sentra IKM Desa Devisa tersebut. Fasilitasi yang dilakukan, yaitu melalui kegiatan pendampingan teknis produksi dan sistem keamanan pangan, serta fasilitasi mesin/peralatan produksi berupa oven, meja sortasi, meja preparasi stainless steel, mesin kristalisator, wajan aluminium, fasilitasi pendukung lainnya.

BACA JUGA: PTPN Group Bersinergi Jaga Ketersediaan Gula di Bulan Ramadhan dan Idul Fitri

Selain itu, fasilitasi keramik dalam rangka pembangunan dapur bersih bagi pengrajin gula aren. “Dengan berbagai fasilitasi tersebut, diharapkan dapat menjadi bekal produk gula aren Desa Temon untuk menembus pasar ekspor,” ungkapnya.

Serangkaian kegiatan pembinaan yang telah dilakukan tersebut berhasil meningkatkan kualitas produk gula aren dan pangsa pasar ekspor produk gula aren Desa Temon. Hal ini dibuktikan dengan keikutsertaan CV. Gula Aren Temon dalam pameran berskala internasional, yaitu Trade Expo Indonesia 2024 dan beberapa pameran di mancanegara seperti Jepang.

Pada tahun 2025, CV. Temon Agro Lestari telah melakukan ekspor perdana ke Belanda berupa 5.000 pcs kemasan pouch 200 gram yang menggunakan label Gula Aren Temon, dengan permintaan yang terus berlanjut.

Dirjen IKMA menuturkan, dalam rangka memenuhi persyaratan ekspor ke berbagai negara tujuan, CV. Temon Agro Lestari telah memiliki berbagai sertifikasi seperti Global Standards (GS) 1, Halal, Good Manufacturing Practice (GMP), Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), Japanese Agriculture Standards (JAS), dan United States Department of Agriculture (USDA)”.

BACA JUGA: Model Pengelolaan Kopi Berkelanjutan PTPN I Java Coffee Estate

“Saat ini, CV. Agro Temon Lestari sedang menjajaki pasar di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dengan terlebih dahulu melakukan pengurusan sertifikasi General Administration of Customs of China (GACC), yang merupakan sertifikasi wajib yang harus dilakukan oleh perusahaan yang ingin mengekspor produk pangan ke RRT,” tambah Reni.

Direktur IKM Pangan, Furnitur dan Bahan Bangunan, Bayu Fajar Nugoroho menambahkan, keberhasilan pembinaan produk gula aren di Desa Temon, Kabupaten Pacitan telah membuktikan bahwa sinergi yang dilakukan oleh Ditjen IKMA dan LPEI sudah tepat dalam melakukan pembinaan kepada Sentra IKM Desa Devisa.

Selain itu, sinergi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan yang berperan aktif untuk melakukan pengawasan secara intensif terhadap keberlanjutan usaha produksi gula aren juga mendukung pelaksanaan program Sentra IKM Desa Devisa. Ke depannya, diharapkan agar sinergi tersebut dapat terus berlanjut melalui pelaksanaan pembinaan kepada Sentra IKM Desa Devisa di daerah lainnya yang memiliki produk potensi ekspor.

“Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi terlebih dahulu terhadap calon Sentra IKM Desa Devisa terkait kesiapan produk, kelembagaan, infrastruktur, dan dukungan Pemerintah Daerah sehingga pembinaan yang akan dilakukan dapat tepat sasaran dan optimal,” tutup Bayu. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP