Optimalisasi Hulu-Hilir: Strategi Pemenuhan Pasokan Tebu untuk Dua Pabrik Gula di Sumut


AGRICOM, SUMUT - Integrasi hulu-hilir merupakan konsep penting dalam industri perkebunan, termasuk sektor gula. Aliran yang terhubung antara dua segmen utama dalam rantai pasok ini mencakup sektor hulu—mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, hingga produksi bahan baku—dan sektor hilir yang mencakup distribusi serta pemasaran produk akhir.

Direktur Pemasaran PTPN Holding, Dwi Sutoro, bersama tim kebun dan pabrik gula (PG) Kuwala Madu dan Sei Semayang di Sumatera Utara mengadakan diskusi lapangan terkait evaluasi masa giling 2025 yang sedang berlangsung serta persiapan kebun untuk musim giling 2026.

“Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan pasokan tebu di wilayah tersebut. Saat ini, jumlah tebu yang tersedia belum mencukupi untuk mengoperasikan dua pabrik secara optimal,” ungkap Dwi Sutoro dikutip Agricom.id dari LinkedIn.

BACA JUGA: 

- Presiden Prabowo Apresiasi Kinerja Kabinet dalam Ketahanan Pangan

EDITORIAL : MENDORONG KEBERLANJUTAN AGRIBISNIS INDONESIA

FOKUS: PTPN HOLDING MELALUI PALMCO: LAKUKAN PROGRAM PENGENTASAN STUNTING ENAM PROVINSI DI INDONESIA DAN MENDAPAT PREMIUM PRICE RSPO SG HINGGA US$ 3,6 JUTA

Sebagai langkah antisipasi, upaya tengah dilakukan untuk memperluas area perkebunan tebu agar dapat memenuhi kebutuhan kedua pabrik. Diharapkan, pada tahun 2025 akan terjadi peningkatan volume tebu yang digiling, sehingga pada tahun 2026 kedua pabrik dapat beroperasi secara penuh.

Upaya ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat ketahanan industri gula melalui peningkatan produksi di sektor hulu yang berdampak langsung pada kelangsungan sektor hilir. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP