Bupati Sidrap Syaharuddin Alrif memimpin panen padi program IP 300 di Desa Aka-Akae, Kecamatan Watang Sidenreng, sebagai upaya memperkuat swasembada pangan dan pendapatan petani. Foto: Pemkab Sidrap
AGRICOM, SIDRAP — Program Indeks Pertanaman (IP) 300 di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) terus menunjukkan hasil nyata di lapangan. Terbaru, panen padi digelar di Desa Aka-Akae, Kecamatan Watang Sidenreng, Selasa (23/12/2025), dan dipimpin langsung oleh Bupati Sidrap Syaharuddin Alrif.
Panen ini menjadi bagian dari komitmen Sidrap dalam mendukung swasembada pangan nasional, sekaligus memperkuat produktivitas pertanian daerah. Kegiatan tersebut dihadiri jajaran perangkat daerah, pemerintah kecamatan dan desa, penyuluh pertanian, hingga kelompok tani setempat.
BACA JUGA: Perkuat Ekonomi Desa Pitu Riase, Pemkab Sidrap Bagikan 70 Ribu Bibit ke Petani
Bupati Syaharuddin menegaskan, keberhasilan IP 300 tidak hanya terjadi di Desa Aka-Akae. Program tanam tiga kali setahun itu juga telah berjalan di sejumlah wilayah lain seperti Kulo, Pancarijang, dan Maritengngae. Ia mencontohkan panen sebelumnya di Desa Mario yang mampu menghasilkan 8,9 ton gabah per hektare, dengan harga gabah mencapai Rp 7.000 per kilogram.
“Pemkab Sidrap berkomitmen memanfaatkan seluruh musim tanam, baik MT 1, MT 2, maupun MT 3. Tantangan di lapangan tidak menjadi alasan, selama lahan dikelola secara maksimal,” ujar Syaharuddin, dikutip Agricom.id dari Pemkab Sidrap, Sabtu (27/12).
Untuk menopang target tersebut, pemerintah daerah terus memperkuat dukungan bagi petani, mulai dari kelancaran distribusi pupuk, menjaga stabilitas harga komoditas, hingga pembangunan infrastruktur pertanian.
Di Desa Aka-Akae sendiri, dari total 1.027 hektare lahan sawah, sekitar 552 hektare mendapatkan bantuan optimalisasi lahan nonrawa dengan anggaran sekitar Rp 3 miliar. Program ini mencakup pengeboran air untuk sawah nonirigasi guna memastikan ketersediaan air tanam.
Tak hanya itu, Pemkab Sidrap juga mengalokasikan program listrik masuk sawah di Kecamatan Watang Sidenreng yang mencakup hampir 3.000 hektare sawah tadah hujan, dengan total anggaran sekitar Rp 15 miliar. Porsi terbesar program tersebut berada di Desa Aka-Akae.
Syaharuddin menambahkan, penguatan irigasi, pembentukan brigade pangan, hingga transformasi menuju pertanian berbasis teknologi terus didorong. Target utamanya adalah mewujudkan kemandirian air petani sebagai fondasi pertanian berkelanjutan.
BACA JUGA: Indonesia Perkuat Diplomasi Ekonomi, Raih Pengecualian Tarif AS dan Perluas Akses Pasar Eurasia
Sementara itu, Kepala Desa Aka-Akae Amiruddin menyampaikan bahwa pola tanam tiga kali setahun telah berjalan optimal. Berdasarkan hasil ubinan, produktivitas padi di wilayahnya mencapai sekitar 7,2 ton per hektare.
“Lahan di Desa Aka-Akae sudah tidak memungkinkan untuk percetakan sawah baru. Karena itu, IP 300 menjadi solusi paling efektif untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani,” kata Amiruddin.
Selain padi, masyarakat desa juga mendapat dukungan penanaman alpukat di pekarangan sebagai sumber tambahan ekonomi keluarga.
Kegiatan panen IP 300 tersebut dirangkaikan dengan penyerahan benih padi dan bibit alpukat kepada petani, sebagai bentuk dukungan berkelanjutan Pemkab Sidrap dalam memperkuat ketahanan pangan daerah. (A3)