Mentan Amran Pastikan Program Cetak Sawah di Dadahup Berjalan, 63 Ribu Hektare Sudah Ditahap Kontrak

Mentan Amran Pastikan Program Cetak Sawah di Dadahup Berjalan, 63 Ribu Hektare Sudah Ditahap Kontrak
Agricom.id

21 March 2025 , 16:16 WIB

AGRICOM, KAPUAS - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan bahwa program cetak sawah di Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, sedang dalam proses pengerjaan. Dari total 75.000 hektare lahan yang direncanakan pada tahun ini, 63.000 hektare telah mencapai tahap kontrak.

"Jika program ini berhasil dengan luas 75.000 hektare dan dilakukan tiga kali panen, maka hasilnya bisa mencapai 2 juta ton. Kalimantan bisa memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi nasional, yang berarti kita bisa mencapai swasembada pangan. Alhamdulillah, progresnya sudah baik, dan kami optimistis dapat selesai tepat waktu," ujar Mentan saat meninjau lokasi cetak sawah di Dadahup pada Rabu, 19 Maret 2025.

Mentan menjelaskan bahwa program ini dikerjakan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, Kepala Dinas, Bupati Kapuas, TNI-Polri, serta kejaksaan daerah yang turut memberikan pendampingan.

BACA JUGA: 

- Mentan Amran Tinjau Operasi Pasar di PT Pos Banjarbaru, Jamin Stabilitas Harga dan Pasokan

Mentan Amran Apresiasi Kejati Kalteng dalam Pendampingan Swasembada Pangan

Salah satu aspek menarik dari program ini adalah keterlibatan sektor swasta dalam hilirisasi, yang memungkinkan proyek ini berjalan tanpa harus menggunakan anggaran APBN. "Semua pihak sudah sepakat untuk mendukung sektor pertanian tanpa membebani anggaran negara," kata Mentan Amran dikutip Agricom.id dari laman resmi Kementan.

Mentan juga menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada pangan tahun ini, berkat kolaborasi seluruh pihak dalam mengembangkan sektor pertanian.

"Kami mendapat laporan bahwa pendampingan dari seluruh elemen sangat luar biasa, semua pihak bekerja bersama untuk mewujudkan gagasan Presiden Prabowo," ujarnya.

Lebih lanjut, Mentan bersyukur bahwa Indonesia mampu menghadapi berbagai krisis global tanpa mengganggu ketahanan pangan nasional.

"Berdasarkan data BPS, produksi beras kita dalam 7 tahun terakhir mencapai angka tertinggi. Ini menunjukkan bahwa program ekstensifikasi lahan yang kita jalankan berhasil. Inflasi juga terkendali, dan per tadi malam stok beras nasional mencapai 2,2 juta ton. Artinya, produksi kita mengalami lonjakan yang sangat besar," jelasnya. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP