Mentan Amran Tegaskan Bulog Wajib Serap Gabah Petani Rp6.500/Kg Tanpa Pengecualian


AGRICOM, TANAH LAUT, KALSEL – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menunjukkan komitmennya dalam menyelesaikan permasalahan petani. Saat menghadiri panen raya dan serap gabah di Desa Maluka Baulin, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, ia menegaskan bahwa Bulog harus aktif menyerap gabah petani dengan harga Rp6.500/kg tanpa pengecualian.

Pernyataan ini disampaikan Mentan setelah mendengar keluhan petani yang mengaku kesulitan menjual gabah karena minimnya kehadiran Bulog di lapangan. Ia mengkritik keras praktik Bulog yang hanya menunggu di gudang, sementara petani membutuhkan kepastian harga saat panen.

“Saya kecewa dengan Bulog hari ini. Petani menunggu harga di sawah, tapi Bulog malah diam di gudang. Ini nggak bisa dibiarkan! Semua sektor harus bergerak cepat. Kalau ada yang tidak mau bekerja untuk rakyat, lebih baik minggir!” tegasnya di hadapan ribuan petani dan pemangku kepentingan.

BACA JUGA: Jeruk Lokal Kian Diminati, Produksi Nasional Capai 2,65 Juta Ton

Mentan menyoroti besarnya potensi pertanian di Kalimantan Selatan, khususnya Tanah Laut, dan meminta jajaran TNI, Polri, serta pemerintah daerah untuk bersinergi dalam menjaga dan mengembangkan sektor pertanian di wilayah ini.

“Saya titip ke Pak Dandim, Pak Wakapolda, mari kita jaga daerah ini bersama. Potensinya luar biasa, jangan sampai ada yang bermain-main!” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa bantuan pertanian harus disalurkan ke daerah yang benar-benar serius dalam meningkatkan produksi.

“Kalau ada daerah yang nggak serius, jangan dikasih dulu. Bantuan kita terbatas, jadi harus tepat sasaran. Yang setengah-setengah nanti saja!” katanya.

BACA JUGA: PTPN IV Regional III Salurkan 50 Ton Minyak Goreng dan Gula Murah di Riau

Selain itu, Mentan mengingatkan bahwa seluruh sektor pertanian harus bekerja dalam satu kesatuan. Jika ada masalah di satu sektor, baik irigasi, pupuk, maupun Bulog, maka sektor lainnya juga akan terdampak.

“Kalau ada yang nggak mau kerja, suruh minggir! Saya nggak pakai tawar-menawar. Kalau ada yang nggak becus, saya hitung jam buat ganti orangnya. SK bisa saya tanda tangan dalam lima menit!” tegasnya.

Ia juga menyoroti pengawasan ketat terhadap distribusi pupuk agar penyalurannya berjalan optimal. “Saya awasi siang malam! Direkturnya tahu, saya telepon subuh, saya telepon tengah malam! Sekarang sudah mulai jalan dan saya apresiasi. Tapi sektor lain juga harus seperti ini. Kalau Bulog masih menunggu di gudang, sementara petani butuh di sawah, ya nggak ketemu!” lanjutnya.

Dengan sikap tegas dan langkah cepat yang diambil, Mentan berharap penyerapan gabah petani dapat berjalan lancar, harga tetap stabil, dan produksi pertanian di Kalimantan Selatan semakin meningkat. Pemerintah, menurutnya, tidak akan tinggal diam dan siap mengambil tindakan tegas demi kesejahteraan petani. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP